Kukar Kabupaten Pertama di Kaltim dengan Peta Pertanian yang Detail dan Akurat

0
Foto: Kawasan pertanian. (Ist)

Foto: Kawasan pertanian. (Ist)

KATANYSANTARA.COM – Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kembali menegaskan posisinya sebagai pelopor dalam pengelolaan pertanian di Kalimantan Timur dengan inovasi terbaru, yaitu Peta Ruang Produksi Pada Kawasan Padi Sawah di Kukar, yang dikenal sebagai Rapak Kukar.

Inovasi ini merupakan langkah signifikan untuk meningkatkan efektivitas dan ketepatan dalam pengelolaan sektor pertanian di daerah tersebut.

Sebelumnya, Kukar hanya menerbitkan peta yang menampilkan luas lahan pertanian secara umum.

Namun, dengan hadirnya Rapak Kukar, kawasan pertanian kini telah diklasifikasikan dengan lebih mendetail, memungkinkan pengelolaan yang lebih terstruktur dan efektif.

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar, Moh. Rifani, memaparkan hal tersebut pada, Selasa (29/10/24)

“Dengan Rapak Kukar, Kukar menjadi satu-satunya kabupaten di Kaltim yang secara resmi menetapkan kawasan pertanian melalui Surat Keputusan (SK),” ujar Rifani.

Hal ini menunjukkan komitmen Kukar dalam meningkatkan pengelolaan pertanian berbasis data.

Peta ini tidak hanya berfungsi sebagai alat ukur, tetapi juga meningkatkan akurasi dalam perencanaan kebutuhan alat dan bantuan bagi petani.

Rifani menjelaskan peta tersebut memungkinkan perhitungan yang lebih tepat terkait rasio kebutuhan alat, seperti hand traktor.

“Misalnya, jika terdapat kelompok lahan yang ditandai merah seluas 20 hektar, kita dapat menghitung kebutuhan alat dengan lebih akurat. Satu hand traktor bisa digunakan untuk lima hektar, jadi kelompok itu membutuhkan empat hand traktor,” terangnya.

Lebih jauh, keberadaan Rapak Kukar juga mengubah cara pemerintah dalam menyalurkan bantuan kepada petani.

Sebelumnya, bantuan sering diberikan berdasarkan perkiraan luas wilayah yang tidak selalu akurat.

Kini, dengan peta yang lebih terperinci, perhitungan rasio bantuan dapat dilakukan dengan lebih baik, sehingga penyalurannya lebih tepat sasaran. Rifani menegaskan,

“Kita tidak lagi menerawang luas wilayah. Dengan adanya data yang jelas, pemberian bantuan seperti alat panen dan pupuk dapat diukur dengan lebih akurat.”

Inovasi ini juga menciptakan mekanisme filter yang lebih baik dalam proses pengajuan proposal bantuan.

Setiap proposal kini akan dipertimbangkan berdasarkan data dari peta yang ada, memastikan bahwa bantuan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan riil para petani di lapangan.

“Jadi, tidak lagi asal menerima proposal dan langsung memberikan bantuan. Sekarang sudah ada filter sebagai pertimbangan agar bantuan ini tepat sasaran,” tutup Rifani. (adv/ahk)

Bagikan Sekarang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *