
KATANUSANTARA.COM, KUTAI TIMUR – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menegaskan komitmen memperluas jangkauan program Cap Jempol hingga seluruh pelosok desa untuk memastikan tidak ada anak yang terlepas dari layanan pendidikan, terutama di daerah sulit akses.
Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman, menyatakan bahwa tantangan terbesar pendidikan ada pada wilayah terpencil.
“Anak-anak di pelosok harus mendapatkan layanan yang sama. Cap Jempol kita gerakkan untuk menjemput mereka langsung,” jelasnya, Minggu (16/11/2025).
Ia menambahkan bahwa mobilitas tim pendidikan harus ditingkatkan, mengingat kondisi geografis Kutim yang luas membuat beberapa wilayah rawan tidak terpantau. Pendekatan jemput bola dinilai paling efektif.
Dinas Pendidikan Kutim menegaskan bahwa Cap Jempol telah dilengkapi dengan mekanisme asesmen lapangan dan pendataan keluarga secara langsung.
Pemerintah memberikan layanan Cap Jempol secara gratis, terutama untuk keluarga rentan yang tinggal jauh dari pusat kecamatan.
“Tidak boleh ada hambatan biaya dalam urusan sekolah,” tegas Bupati.
Peran pemerintah desa dan RT sangat diperlukan untuk menyediakan informasi awal mengenai anak tidak sekolah. Mereka menjadi mitra strategis dalam memperluas jangkauan program.
Sejumlah desa yang sebelumnya belum tersentuh layanan kini sudah dimasuki dan anak-anak yang sebelumnya menghabiskan hari bekerja di ladang telah mulai mengikuti program kesetaraan.
Pemkab Kutim meyakini perluasan jangkauan Cap Jempol menjadi langkah penting dalam pemerataan pendidikan.
Bupati menegaskan bahwa tidak boleh ada perbedaan kualitas layanan antara anak kota dan anak pelosok.(ADV)





