Dibangun dengan Struktur Girder, Jembatan Baru Tenggarong Siap Perkuat Konektivitas dan Lestarikan Sejarah

0
Suaana peletakan batu pertama pembanguna jembatan baru Tenggarong (Istimewa)

TENGGARONG – Pembangunan jembatan pendamping Jembatan Besi di Kota Tenggarong resmi dimulai. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) meluncurkan proyek ini sebagai bagian dari strategi memperkuat infrastruktur sekaligus melestarikan warisan sejarah kota.

Proyek yang dikerjakan oleh kontraktor asal Aceh ini direncanakan selesai dalam waktu 10 bulan, dengan target rampung pada akhir 2025. Lokasi pembangunan berada sekitar 100 meter dari Jembatan Besi lama, menghubungkan kawasan Jalan Danau Semayang dan Jalan Monumen Barat.

Pembangunan ini menjadi bagian integral dari pengembangan koridor utama kota, meliputi Jalan Kertanegara, Bundaran Masjid Agung Sultan Sulaiman, dan Jalan Kartini, yang akan difungsikan sebagai jalur arus kendaraan yang lebih terorganisir dan efisien.

Dengan struktur utama berupa girder berbahan besi atau baja, jembatan sepanjang 30 meter ini dirancang untuk memiliki ketahanan hingga 100 tahun. Penggunaan material ini dipilih untuk memastikan kekuatan konstruksi dan kenyamanan pengguna (21/04/2025).

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kukar, Wiyono, menegaskan bahwa pembangunan ini akan dijalankan dengan standar teknis tinggi dan pengawasan ketat untuk menjamin mutu dan ketepatan waktu pelaksanaan.

“Saya sudah sampaikan kepada kontraktor agar pengerjaan dilakukan sesuai ketentuan, selesai tepat waktu, bermutu, dan bisa dipertanggungjawabkan. Sehingga tidak akan ada temuan,” tegas Wiyono.

Awalnya, sempat direncanakan rehabilitasi terhadap Jembatan Besi yang merupakan peninggalan era kolonial. Namun, setelah melalui pertimbangan matang dan mendengarkan aspirasi masyarakat serta tokoh budaya, opsi tersebut dibatalkan demi mempertahankan keaslian situs sejarah.

Sebagai gantinya, Pemkab Kukar memilih membangun jembatan baru untuk memenuhi kebutuhan mobilitas modern, sementara Jembatan Besi tetap difungsikan sebagai jalur pedestrian dan destinasi wisata sejarah.

Bupati Kukar, Edi Damansyah, mengapresiasi pendekatan ini yang menggabungkan visi pembangunan dengan pelestarian nilai budaya.

“Kita tidak hanya bicara pembangunan fisik, tetapi juga bagaimana menyusun narasi kota yang berakar pada nilai sejarah dan identitas masyarakat,” ujarnya.

Dengan langkah ini, Pemkab Kukar berharap dapat meningkatkan konektivitas kota secara signifikan sekaligus menjaga narasi sejarah yang telah menjadi bagian integral dari identitas Tenggarong. (Adv)

Bagikan Sekarang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *