Desa Jadi Garda Terdepan GEMA, Safari Ramadan Muara Wis Tanamkan Spirit Qur’ani Sejak Dini

TENGGARONG – Suasana Ramadan di Kecamatan Muara Wis, Kutai Kartanegara (Kukar), tahun ini hadir dengan semangat yang lebih mendalam. Melalui rangkaian Safari Ramadan, Pemerintah Kecamatan bersama desa-desa di wilayah tersebut menggencarkan Gerakan Etam Mengaji (GEMA) yang kini menjelma menjadi gerakan moral kolektif di tengah masyarakat.
Dipimpin langsung oleh Camat Muara Wis, Fadhli Annur, Safari Ramadan tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga ruang untuk memperkuat nilai-nilai keagamaan yang berakar pada Al-Qur’an. Yang menarik, seluruh desa di Muara Wis mengambil peran aktif, menjadikan desa sebagai poros utama pelaksanaan GEMA di lapangan.
“Desa bukan hanya pelaksana kegiatan, tapi menjadi jantung dari gerakan ini. Merekalah yang langsung bersentuhan dengan masyarakat, anak-anak, dan para santri,” ujar Fadhli, Selasa (11/3/2025).
Tanpa bergantung penuh pada anggaran kecamatan, pemerintah desa berinisiatif menggerakkan masyarakat lewat berbagai kegiatan bermakna: lomba sahur bergerak, tadarus berjamaah, dan pengajian rutin untuk anak-anak. Semua dilakukan dengan dana desa yang tersedia dan semangat gotong royong.
“Kami di kecamatan hanya memfasilitasi dan memberi semangat. Namun justru desa-desa yang menunjukkan bahwa dengan niat dan kepedulian, GEMA bisa hidup di tengah masyarakat,” tambah Fadhli.
Menurutnya, Gerakan Etam Mengaji bukan sekadar proyek Ramadan, tetapi investasi spiritual jangka panjang untuk membentuk karakter generasi penerus. Muara Wis ingin menyiapkan anak-anak yang bukan hanya cakap secara intelektual, tetapi juga kuat secara spiritual.
“Target kita bukan hanya anak bisa membaca Al-Qur’an, tapi menanamkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya jujur, beradab, dan mencintai ilmu,” jelasnya.
Rangkaian Safari Ramadan juga menciptakan ruang komunikasi yang hangat antara tokoh agama, perangkat desa, dan warga. Di tengah tantangan zaman, kegiatan ini menjadi penyejuk dan pengingat bahwa membumikan Al-Qur’an tetap relevan dan sangat dibutuhkan.
“Kami ingin Ramadan ini menjadi momen kebangkitan spiritual. Mari kita jadikan GEMA sebagai nafas kehidupan masyarakat, tidak hanya di bulan suci, tapi sepanjang waktu,” tutup Fadhli penuh harap.
Dengan semangat desa yang menyala, Muara Wis membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari gerakan kecil di tingkat lokaldan Al Qur’an jadi pijakan utamanya. (Adv)