Madu Kelulut dan Pertanian Jagung, Strategi Inovatif untuk Ketahanan Pangan Kukar

TENGGARONG – Tak hanya berfokus pada pengembangan madu kelulut, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) juga melihat peluang besar dalam integrasi antara budidaya lebah kelulut dengan pertanian jagung.
Dalam kunjungannya ke Desa Tani Harapan, Minggu (2/3/2025), Bupati Kukar, Edi Damansyah, mengapresiasi upaya kelompok tani setempat yang mengelola sistem tumpang sari antara lebah kelulut dan jagung di lahan seluas 14 hektare.
“Madu kelulut dan jagung ini bisa berjalan berdampingan. Selain menghasilkan produk utama, lahan pertanian juga bisa memberikan sumber makanan bagi lebah, sehingga produktivitas madu bisa meningkat,” jelas Edi.
Konsep agroforestri modern, yang menggabungkan pertanian dengan budidaya lebah kelulut, diyakini dapat memberikan manfaat ganda.
Di antaranya, peningkatan hasil panen jagung berkat penyerbukan alami dari lebah kelulut, kualitas madu lebih baik karena lebah memiliki sumber nektar yang lebih bervariasi.
Kemudian, diversifikasi pendapatan petani, sehingga mereka tidak hanya bergantung pada satu komoditas.
Selain jagung, Pemkab Kukar juga akan mendorong pengembangan tanaman hortikultura lain seperti cabai, sayuran, dan buah-buahan yang dapat menjadi ekosistem penunjang bagi lebah kelulut.
Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Tani Harapan turut ambil bagian dalam inovasi ini dengan mengolah hasil pertanian menjadi produk bernilai tambah.
Edi pun berharap KWT dapat terus berinovasi dan menciptakan produk turunan dari hasil pertanian dan madu kelulut.
Pemkab Kukar berkomitmen untuk terus mendukung petani dan pelaku usaha desa melalui program pelatihan, akses ke pasar, serta bantuan alat produksi.
Dengan strategi yang tepat, Kukar bisa menjadi salah satu daerah terdepan dalam mengembangkan model pertanian berkelanjutan yang berbasis inovasi agroforestri. (Adv)