Membangun Kemandirian Petani di Kukar, Revitalisasi UPJA Sebagai Solusi Praktis untuk Perbaikan Alsintan dan Peningkatan Kesejahteraan
KATANUSANTARA.COM- Masalah perbaikan alat mesin pertanian (Alsintan) menjadi salah satu tantangan utama bagi petani di Kutai Kartanegara (Kukar).
Banyak petani menghadapi kesulitan dalam mengakses layanan perbaikan, yang sering kali mempengaruhi produktivitas mereka.
Menanggapi isu ini, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar mengusulkan langkah proaktif dengan memberikan pelatihan kepada kelompok tani untuk memperbaiki alat pertanian secara mandiri.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian dan Peternakan Kukar, Moh. Rifani, mengungkapkan, Pelatihan ini bertujuan agar anggota kelompok tani memiliki keterampilan dasar dalam memperbaiki Alsintan mereka sendiri.
Hal ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada layanan perbaikan eksternal yang sering kali memakan waktu dan biaya tambahan.
Lebih jauh, Rifani menjelaskan bahwa selain pelatihan, pihaknya berencana untuk menghidupkan kembali Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA).
“UPJA akan menjadi wadah bagi petani untuk mengelola alat pertanian secara kolektif, memungkinkan mereka untuk berbagi sumber daya dan mengurangi beban biaya operasional,” jelasnya, Kamis (31/10/24).
Dengan adanya UPJA, petani akan lebih mudah mengakses berbagai alat pertanian, seperti traktor dan pemanen gabah, dengan tarif yang terjangkau.
Rifani menambahkan, inisiatif ini tidak hanya bermanfaat bagi petani, tetapi juga akan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi pemuda setempat.
“Kami mencontohkan keberhasilan UPJA di Bukit Biru, yang telah membantu petani meningkatkan hasil pertanian mereka. Selain menikmati akses alat yang dikelola bersama, petani di sana juga merasakan peningkatan pendapatan dari hasil pertanian,” ungkapnya.
Dalam implementasi rencana ini, Rifani menekankan bahwa penghidupan kembali UPJA membutuhkan dukungan yang matang.
“Kami sedang menyusun konsep revitalisasi UPJA dan berencana memberikan sertifikat serta toolkit kepada peserta pelatihan sebagai bentuk pemberdayaan,” imbuhnya.
Distanak juga berkomitmen untuk menjalin kerja sama dengan pemerintah desa dalam menyediakan fasilitas pelatihan, seperti bengkel dan workshop.
“Kami akan berkolaborasi dengan desa untuk menciptakan ruang pelatihan yang memadai. Ini tidak hanya memberikan keterampilan tambahan bagi petani, tetapi juga membuka peluang pendapatan bagi pemuda setempat yang terlibat dalam pengelolaan,” tutup Rifani. (adv/ahk)