DPMD Kukar Apresiasi Pelaksanaan Musrenbang Desa Bakunga Sebagai Motor Penyusunan Pembangunan

Kegiatan Musrenbangdes Desa Bakungan, Kecamatan Loa Janan (Istimewa)
TENGGARONG — Desa Bakungan, Kecamatan Loa Janan, memulai langkah penting menuju pembangunan tahun 2026 melalui pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes). Tidak hanya sebagai agenda formal tahunan, Musrenbangdes kali ini menjadi ruang konsolidasi aspirasi warga untuk memastikan pembangunan desa benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kutai Kartanegara (Kukar) Arianto, hadir langsung dalam kegiatan tersebut. Kehadirannya sekaligus memperkuat kapasitas aparatur desa dalam merumuskan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) 2026.
Arianto menegaskan bahwa Musrenbangdes adalah fondasi dari seluruh proses perencanaan desa yang mengedepankan prinsip partisipatif, transparan, dan akuntabel.
“Alhamdulillah, Desa Bakungan sudah memahami bagaimana proses Musrenbangdes berjalan. Kegiatan kemarin juga dihadiri seluruh unsur penting, mulai dari perangkat desa, BPD, tokoh masyarakat, hingga pendamping desa. Semuanya berjalan dengan lancar,” ujarnya, Kamis (30/10/2025).
Dalam Musrenbangdes tersebut, seluruh kelompok masyarakat diberi ruang untuk menyampaikan kebutuhan dan usulan program. Hasilnya akan menjadi rujukan dalam menentukan prioritas pembangunan 2026. Fokus utama meliputi pembangunan dan perbaikan infrastruktur desa, pemberdayaan dan peningkatan kapasitas masyarakat, penguatan ekonomi lokal, kebersihan, kesehatan, dan keamanan lingkungan.
Arianto menyebut bahwa seluruh usulan akan dipilah berdasarkan urgensi, manfaat, dan kesesuaiannya dengan arah kebijakan Kabupaten Kukar. “Harapan kami, semua program yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik dan tepat sasaran. Ini juga harus sejalan dengan target pembangunan Kutai Kartanegara yang menekankan kesejahteraan masyarakat desa,” ujarnya.
DPMD Kukar menilai Desa Bakungan sebagai salah satu desa yang cukup tertib dan sistematis dalam perencanaan. Selain melibatkan masyarakat secara luas, desa juga memadukan data lapangan dan analisis kebutuhan untuk menyusun prioritas pembangunan.
Arianto berharap capaian ini dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain di Kukar dalam menggelar Musrenbangdes yang lebih berkualitas, bukan sekadar menggugurkan kewajiban.
Melalui Musrenbangdes, pemerintah desa kini memiliki pijakan kuat untuk memetakan strategi pembangunan yang lebih terukur. Hasil forum ini akan diterjemahkan dalam dokumen RKPDes, yang kemudian menjadi dasar penyusunan APBDes 2026.
“Musrenbangdes yang berkualitas akan melahirkan perencanaan yang tepat. Ini kunci agar pembangunan desa semakin merata, efektif, dan berdampak langsung pada masyarakat,” tutup Arianto. (Adv)





