Sebulu Melesat Jadi Sentra Inovasi Desa, Dua Karya Unggulan Raih Juara TTG Kukar 2025

Pemenang Lomba TTG dari Kecamatan Sebulu (Istimewa)
TENGGARONG — Kecamatan Sebulu kian mantap menegaskan diri sebagai salah satu episentrum inovasi teknologi desa di Kutai Kartanegara (Kukar). Dalam Lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) Kukar 2025, dua desa dari wilayah ini berhasil naik podium dan menyita perhatian juri.
Desa Giri Agung meraih Juara 1 Kategori Inovasi Teknologi Tepat Guna berkat inovasi benih padi lokal unggulan—teknologi yang dinilai mampu menjawab tantangan ketahanan pangan daerah.
Sementara Desa Sebulu Modern ikut mengharumkan nama kecamatan dengan prestasi pada Kategori Olahan Khas Daerah melalui produk kapsul herbal tradisional, hasil olahan tanaman lokal yang bernilai ekonomi tinggi.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Kepala DPMD Kukar, Arianto, pada Rabu (19/11/2025).
Camat Sebulu, Edy Fachruddin, menyebut kemenangan dua desa ini bukan sekadar prestasi lomba, melainkan indikator bahwa ekosistem inovasi di Sebulu telah terbentuk dan semakin matang.
“Alhamdulillah, lomba TTG ini menunjukkan kontribusi Sebulu dalam inovasi, dari pengolahan padi sampai herbal. Bahkan juri menilai dua produk ini layak didorong untuk perlindungan HKI,” ujarnya.
Menurut Edy, geliat teknologi desa di Sebulu berkembang pesat berkat kombinasi Posyantek, BUMDes, dan kelompok masyarakat.
Selain dua inovasi pemenang lomba, Edy menyebut banyak teknologi dan produk lain dari desa-desa Sebulu yang mulai dikenal luas, di antaranya:
• Pengolahan aren menjadi produk siap jual
• Cobek ulin yang kini diminati pasar luar daerah
• Serawang BUMDes yang sempat viral karena pesanan membludak
• Inovasi alat pertanian kecil skala rumah tangga
“Banyak produk yang sebenarnya sudah siap bersaing. Beberapa justru kewalahan memenuhi permintaan pasar. Ini bukti bahwa desa-desa kita punya kreativitas luar biasa,” jelasnya.
Inovasi benih padi unggulan dari Giri Agung dinilai sebagai terobosan strategis, terutama bagi Sebulu yang dikenal sebagai salah satu lumbung padi Kukar. Teknologi perbenihan lokal ini berpotensi memperkuat kemandirian pangan, efisiensi biaya petani, dan daya saing produk pertanian desa.
Di sisi lain, kapsul herbal Sebulu Modern membuka jalur baru ekonomi masyarakat—perpaduan antara kearifan lokal dan pengolahan modern. Dengan capaian ini, Edy berharap inovasi tidak berhenti pada dua desa tersebut.
“Kami ingin seluruh desa lebih berani menciptakan inovasi. Inilah kontribusi Sebulu untuk mendukung visi Kukar Idaman, terutama di sektor pangan dan ekonomi masyarakat,” tegasnya. (Adv)





