Desa dan Kelurahan Kukar Unjuk Kekuatan Teknologi Lokal, TTG 2025 Melahirkan Inovasi Bernilai Tinggi

Pemenang Lomba TTG Tingkat Kabupaten Kukar 2025 (Istimewa)
TENGGARONG — Kutai Kartanegara (Kukar) kembali menunjukkan bahwa desa dan kelurahannya adalah laboratorium inovasi yang terus berkembang. Hal itu terlihat dari Lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) Kukar 2025, yang tidak hanya melahirkan pemenang, tetapi juga memetakan kekuatan teknologi lokal yang mulai mengakar di masyarakat.
Setelah berlangsung sejak 20 Oktober, kompetisi ditutup dengan penyerahan hadiah di Kantor DPMD Kukar, Rabu (19/11/2025). Ragam inovasi yang lahir tahun ini memperlihatkan bagaimana teknologi berbasis potensi lokal mampu menjawab masalah nyata di masyarakat.
Di kategori Teknologi Tepat Guna Unggulan, Desa Purwajaya, Loa Janan, merebut juara pertama lewat inovasi kapsul kunyit hitam—produk herbal bernilai ekonomi tinggi yang digerakkan kelompok masyarakat lokal.
Sementara itu, Kelurahan Sungai Merdeka, Samboja Barat, menempati posisi kedua melalui inovasi pengolahan air bekas galian tambang menjadi air bersih dan sumber irigasi kebun. Inovasi ini menjadi salah satu yang paling menarik perhatian karena menjawab persoalan lingkungan yang bertahun-tahun menjadi beban wilayah pesisir Kukar.
Di kategori Inovasi TTG, teknologi pangan mendominasi. Desa Giri Agung (Sebulu) menjuarai kompetisi dengan pembuatan benih padi lokal unggulan, sementara mesin UMKM seperti mesin penggoreng amplang (Sarijaya, Sanga-Sanga) dan mesin chopper (Manunggal Jaya, Tenggarong Seberang) turut meramaikan podium.
Dua posyantek berprestasi—Sarijaya Bersinar dan Bumi Manunggal Jaya—kembali menunjukkan bahwa teknologi tepat guna tidak hanya soal mesin, tetapi juga kelembagaan.
Sementara itu, kategori Olahan Khas Daerah memperlihatkan kekayaan budaya Kukar. Kain Salambar dari Salok Api Darat menjadi juara pertama, disusul Tepung Nipah (Muara Kembang) dan kapsul herbal tradisional (Sebulu Modern).
Para pemenang berhak membawa pulang uang pembinaan Rp12 juta untuk juara 1, Rp7,5 juta untuk juara 2, dan Rp5 juta untuk juara 3.
Kepala DPMD Kukar, Arianto, menegaskan bahwa TTG adalah bagian dari strategi besar membangun kemandirian desa melalui inovasi.
“Para pemenang ini akan mewakili Kukar di tingkat provinsi. Kami berterima kasih kepada camat, lurah, kepala desa, dan para pegiat teknologi yang sudah membina peserta hingga menghasilkan inovasi terbaik,” ujar Arianto.
Ia menyebut beberapa kecamatan seperti Sebulu, Sanga-Sanga, Samboja Barat, Muara Jawa, dan Tenggarong Seberang sebagai daerah dengan gerakan inovasi yang paling aktif.
DPMD Kukar akan memberikan pendampingan lanjutan agar inovasi yang lahir tidak berhenti pada lomba.
“Ada hal yang perlu ditingkatkan sebelum maju ke provinsi. Ini akan jadi bahan pembinaan,” jelasnya.
Kabid PMD dan Ekonomi Desa, Asmi Riyandi Elvandar, menambahkan bahwa pembinaan inovasi akan dilakukan secara menyeluruh.
“Semua peserta bukan hanya pemenang akan dapat pembinaan hingga 2026. Ini penting untuk pengembangan potensi desa dan kelurahan,” ujar Elvandar.
Ia mendorong agar para inovator desa menembus lebih banyak kompetisi, termasuk Pekan Inovasi Daerah yang digelar BRIDA.
“Semakin banyak inovasi yang tampil, semakin besar peluang Kukar hadir di tingkat nasional hingga internasional,” tutupnya. (Adv)





