DPMD Kukar Akui Masih Ada Dusun Gelap, Terang Kampongku Lanjutkan Pemerataan

0

Realisasi program terang kompongku (Istimewa)

TENGGARONG — Program Terang Kampongku yang menjadi salah satu prioritas dalam RPJMD Kukar 2021–2026 kembali mendapat sorotan. Meski secara administratif telah mencapai 100 persen cakupan desa dan kelurahan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar mengakui masih ada wilayah terpencil yang belum tersentuh layanan listrik.

Kepala DPMD Kukar, Arianto, menegaskan temuan tersebut berdasarkan evaluasi lapangan yang dilakukan timnya. “Secara lokus, program ini memang sudah mencakup seluruh desa dan kelurahan, tapi saat kami turun langsung, masih ditemukan beberapa wilayah seperti dusun dan RT yang belum mendapatkan listrik,” ungkapnya.

Menurutnya, pemerintah masih terus mengupayakan pemerataan melalui pemasangan LPJU di kawasan gelap dan membuka akses energi di wilayah pedalaman.

Arianto juga membawa kabar baik terkait dua desa di Kecamatan Kenohan, yakni Lamin Pulut dan Lamin Telihan. Saat ini PLN Regional Kaltim telah menindaklanjuti permohonan Bupati Kukar dan bersiap mengirim material jaringan listrik.

“PLN sudah bersurat kepada Pak Bupati Kukar untuk izin membawa material pembangunan jaringan. Dalam dua minggu ke depan material mulai dikirim, dan ditargetkan akhir 2025 atau awal 2026 listrik PLN sudah menyala,” jelasnya.

Namun, tantangan geografis masih menjadi penghambat utama. Banyak desa terpisah oleh danau, bukit, dan aliran sungai sehingga pembangunan jaringan PLN tidak bisa dilakukan secara konvensional.

“PLN tidak bisa membangun jaringan di tengah danau atau di balik bukit karena sistem mereka harus tersambung dengan jaringan utama. Maka dari itu, pemerintah membangun PLTS sebagai solusi,” kata Arianto.

Sejak 2022, Kukar telah membangun 17 titik PLTS untuk desa-desanya yang sulit dijangkau jaringan PLN. Kendati hanya menghasilkan daya terbatas, PLTS dinilai cukup menjawab kebutuhan dasar warga dan memberi mereka akses listrik dari sore hingga subuh.

“Ini bentuk nyata pemerataan pembangunan. Masyarakat bisa menyalakan lampu, kipas, dan mengisi daya ponsel. Setidaknya mereka tidak lagi hidup dalam kegelapan,” tegasnya.

Dengan anggaran pembangunan PLTS mencapai Rp6–12 miliar per titik, Arianto berharap desa dapat berperan menjaga keberlanjutan operasional melalui operator lokal dan partisipasi warga dalam iuran perawatan.

“Harapan kami, tidak ada lagi warga Kukar yang hidup dalam kegelapan. Program Terang Kampongku bukan hanya tentang listrik, tapi juga soal keadilan sosial,” tutupnya. (Adv)

Bagikan Sekarang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *