Laksanakan Padat Karya Tunai Desa, Warga Muara Wis Gotong Royong Bersihkan Aliran Sungai

Suasana gotong royong warga Muara Wis membersihkan aliran sungai (Istimewa)
TENGGARONG – Semangat gotong royong masyarakat Desa Muara Wis, Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), kembali terlihat dalam pelaksanaan Program Padat Karya Tunai Desa (PKTD) tahun 2025. Kegiatan yang berlangsung Sabtu (4/10/2025) ini melibatkan warga dan pemerintah desa dalam pembersihan serta pemeliharaan aliran anak Sungai Keliran.
Program tersebut bukan hanya aksi kebersihan, tetapi langkah strategis menjaga kelancaran jalur transportasi air yang menjadi sarana mobilitas utama masyarakat Muara Wis.
Kepala Desa Muara Wis, Kasmir, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari pemanfaatan Dana Desa tahun 2025 yang diarahkan untuk memberdayakan masyarakat melalui kerja bersama.
“Untuk kegiatan pemeliharaan sungai ini, seluruh masyarakat dilibatkan. Tidak ada yang dikesampingkan. Semua RT ikut berpartisipasi, dan masyarakat juga merasa senang karena bisa berkontribusi langsung untuk lingkungannya,” ujar Kasmir.
PKTD dilaksanakan di dua titik utama: aliran anak Sungai Keliran serta jalur pintas atau antasan Sungai Mhamut menuju Dusun Sepayung. Meski aliran tidak tertutup, beberapa titik mengalami penyempitan yang membuat jalur menuju Kumpai dan Loa Janan Ilir kerap terganggu.
“Kadang masyarakat harus saling menghindar saat berpapasan di sungai karena lebarnya sudah berkurang. Dengan pembersihan ini, akses perahu menjadi lebih lancar dan aman,” jelasnya.
Pelaksanaan PKTD melibatkan puluhan warga dari 12 RT secara bergantian. Jumlah tenaga kerja disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lapangan di masing-masing titik.
“Anggaran kegiatan ini sekitar Rp20 juta, diambil dari pos Jalan Desa, bukan dari alokasi Rp50 juta per RT. Dana tersebut digunakan untuk konsumsi, peralatan, dan kebutuhan operasional selama kegiatan berlangsung,” ungkap Kasmir.
Selain menjaga lingkungan, PKTD juga memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat. Sistem kerja harian yang dibayar langsung oleh pemerintah desa membantu warga menambah pendapatan.
“Selain membersihkan sungai, program ini juga memberikan manfaat ekonomi bagi warga karena mereka mendapatkan upah harian dari kegiatan ini. Jadi selain lingkungan bersih, masyarakat pun ikut terbantu,” sambungnya.
Pemerintah Desa Muara Wis berencana melanjutkan kegiatan padat karya serupa di beberapa lokasi lain yang membutuhkan penanganan. Bagi Kasmir, gotong royong menjadi modal utama pembangunan desa yang harus terus dirawat.
“Gotong royong adalah warisan yang harus kita pelihara. Dengan kebersamaan seperti ini, pembangunan desa bisa berjalan lebih cepat dan hasilnya langsung dirasakan oleh masyarakat,” pungkasnya. (Adv)





