Bupati Kukar Libatkan Disabilitas di Gerakan 10 Juta Bendera, Tegaskan Kemerdekaan Milik Semua

Foto : Suasana pembukaan gerakan 10 juta bendera di Kukat (Istimewa)
TENGGARONG – Perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia di Kutai Kartanegara (Kukar) tahun ini membawa pesan kuat tentang persatuan dan kesetaraan. Dalam Gerakan Nasional Pembagian 10 Juta Bendera Merah Putih yang dimulai Jumat (1/8/2025), Bupati Kukar Aulia Rahman Basri melibatkan langsung penyandang disabilitas untuk ikut mengibarkan bendera.
Bagi Aulia, langkah ini bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan pernyataan bahwa kemerdekaan adalah hak setiap warga tanpa terkecuali. “Bendera ini simbol cinta Tanah Air yang harus dirasakan semua kalangan,” ujarnya.
Di pusat kota Tenggarong, sejumlah penyandang disabilitas dari berbagai komunitas tampak antusias mengikuti kegiatan. Mereka tidak hanya hadir sebagai peserta, tetapi juga turut mengibarkan bendera bersama Bupati, mencerminkan semangat inklusif yang kini menjadi ciri pembangunan Kukar.
Aulia menegaskan, kemajuan daerah tidak hanya diukur dari pembangunan fisik, tetapi juga dari kemampuan menyatukan seluruh elemen masyarakat. “Inilah semangat Kukar, bergerak bersama tanpa memandang perbedaan,” tegasnya.
Ia mengajak seluruh warga memasang bendera di rumah, kantor, hingga fasilitas umum sepanjang Agustus sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan para pahlawan. Gerakan ini diharapkan mampu menghidupkan kembali nilai-nilai patriotisme yang mulai memudar.
Kepada generasi muda, Aulia berpesan agar kemerdekaan dijadikan landasan untuk berinovasi dan berkontribusi nyata. “Pemuda harus jadi motor perubahan. Kukar butuh energi dan ide segar dari anak-anak mudanya,” katanya.
Gerakan 10 Juta Bendera ini menjadi pembuka rangkaian perayaan HUT RI ke-80 di Kukar, yang akan digelar lebih semarak dengan ruang partisipasi terbuka untuk semua, termasuk komunitas disabilitas di bidang seni, budaya, dan olahraga.
“Pada 17 Agustus nanti, kita ingin peringatan kemerdekaan benar-benar khidmat dan membanggakan. Kukar adalah rumah bersama, tempat setiap warga bisa memberi makna bagi kemerdekaan,” pungkasnya. (Adv)







