Rendi Solihin Tinjau Progres Jembatan Sebulu, Pastikan Tidak Mangkrak dan Rampung Tepat Waktu

TENGGARONG – Wakil Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Rendi Solihin, menegaskan komitmennya mengawal pembangunan Jembatan Sebulu agar rampung sesuai target. Ia memastikan proyek strategis ini tidak akan berhenti di tengah jalan, melainkan terus berjalan hingga tuntas.
Penegasan itu disampaikan Rendi saat meninjau langsung lokasi pembangunan Jembatan Sebulu di Desa Sebulu Modern, Sabtu (19/7/2025). Kunjungan tersebut sekaligus menjadi bentuk pengawasan pemerintah daerah agar progres tetap terjaga dan masyarakat dapat segera merasakan manfaatnya.
Dalam kesempatan itu, Rendi didampingi Kabid Bina Marga DPU Kukar Linda Juniarti dan Camat Sebulu Edy Fachruddin. Ia menekankan, jembatan ini vital untuk membuka konektivitas Sebulu dengan ibu kota kabupaten, Tenggarong.
“Kami pastikan, di masa kepemimpinan Aulia-Rendi, pembangunan jembatan ini tidak akan mangkrak. Target kami, jembatan ini harus selesai sebelum 2030 agar masyarakat dapat menikmati akses jalan yang lebih mudah,” tegasnya.
Kabid Bina Marga DPU Kukar, Linda Juniarti, menjelaskan bahwa proyek saat ini telah memasuki Tahap 2 dengan kontrak pelaksanaan selama enam bulan. Pekerjaan mencakup panjang 1,4 kilometer, meliputi pemasangan vertical drain, pile slab sepanjang 300 meter, dan penyelesaian pile head dari Tahap 1 tahun lalu.
“Tahun ini akan dikerjakan sekitar tiga bentang, tapi bentang tengah masih terkendala izin dari sejumlah instansi seperti BWS dan KSOP,” jelas Linda.
Koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ), terus dilakukan. Saat ini fokus pekerjaan diarahkan ke sisi darat sebelum kawasan Sebulu Modern, sementara sisi Serbaya masuk dalam kontrak 2024.
Linda menambahkan, desain jembatan masih difinalisasi dengan melibatkan simulasi angin (wind tunnel), analisis hidrologi, dan pengeboran (boring) untuk menentukan titik fondasi di sungai. Kompleksitas proyek ini meningkat karena jembatan masuk kategori jembatan panjang berstandar khusus.
Untuk tahun 2025, anggaran pembangunan jembatan mencapai Rp138 miliar, ditambah anggaran pengawasan sebesar Rp3 miliar, sehingga totalnya sekitar Rp141 miliar.
“Target penyelesaian pekerjaan ini adalah 20 Desember 2025. Kami harap cuaca mendukung agar pekerjaan berjalan optimal,” kata Linda.
Project Manager Hasby menyampaikan, progres fisik saat ini telah mencapai 1,8 persen, melampaui target awal 1,3 persen. Angka ini belum termasuk pekerjaan spun pile senilai Rp1,644 miliar yang pembayarannya sudah tuntas namun materialnya belum tiba di lokasi.
“Senin nanti direncanakan pengiriman 385 batang spun pile menggunakan ponton. Sebagian material sudah ada di Samarinda, sebagian lainnya masih dalam perjalanan dari Palu,” ujarnya.
Hasby mengungkapkan bahwa hambatan terbesar bukan pada teknis, melainkan proses pembebasan lahan. Meski dana sudah tersedia dan sosialisasi dilakukan, masih ada pemilik lahan yang belum memberi persetujuan penuh.
Pihak kecamatan dan desa telah ikut rapat koordinasi untuk memastikan penyelesaian masalah tersebut. “Kami sudah cocokkan peta dan hasil pengukuran antara tim fisik dan pembebasan, hasilnya sudah sinkron,” tambah Hasby. (Adv)