BBGRM Kukar 2025 Jadi Momentum Perkuat Kemandirian Sosial Berbasis Gotong Royong

0
Pelaksanaan BBGRM Kukar 2025 (Istimewa)

KATANUSANTARA.COMÂTENGGARONG – Semangat gotong royong di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kembali mengemuka melalui pelaksanaan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke-22. Kegiatan ini telah terlaksana secara serentak di seluruh kecamatan sepanjang Mei 2025. Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi pemerintah daerah dalam memperkuat nilai sosial dan partisipasi warga dalam pembangunan desa.

Puncak peringatan BBGRM tahun ini akan dipusatkan di Kecamatan Kota Bangun. Pemilihan lokasi ini menegaskan konsistensi pemerintah daerah dalam menjadikan gotong royong sebagai kekuatan kolektif untuk membangun daerah dari akar rumput.

Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Ekonomi Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, A. Riyandi Elvandar, menyatakan bahwa kegiatan ini selaras dengan semangat program “Kukar Idaman” yang mengedepankan nilai-nilai kolaborasi dan solidaritas sosial.

“Gotong royong bukan hanya tradisi, tetapi energi sosial yang nyata dalam membangun desa. Ini bagian dari visi besar Kukar Idaman, Betulungan Etam Bisa,” ujar Riyandi pada Senin (28/4/2025).

Sebagai bagian dari agenda BBGRM, DPMD Kukar saat ini tengah melakukan verifikasi terhadap berbagai aktivitas gotong royong yang telah dilaksanakan oleh desa dan kelurahan. Tim verifikasi, yang terdiri dari tenaga ahli dan unsur Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kukar, akan menilai sejumlah aspek. Penilaian meliputi tingkat partisipasi warga, dampak kegiatan, serta inovasi yang muncul dari proses gotong royong.

Hasil verifikasi ini akan menjadi dasar penentuan nominasi dan juara lomba gotong royong tingkat kabupaten. Lomba ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga ruang apresiasi atas prakarsa desa dalam membangun secara mandiri.

“Bukan soal menang atau kalah, tetapi bagaimana nilai gotong royong hidup dan tumbuh menjadi budaya sehari-hari,” tambah Riyandi.

Lebih lanjut, Riyandi juga menekankan bahwa BBGRM merupakan momen reflektif bagi desa-desa untuk menilai sejauh mana solidaritas sosial berjalan dan memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan. Gotong royong dinilai sebagai salah satu modal sosial terkuat dalam menciptakan desa yang mandiri, tangguh, dan adaptif terhadap perubahan.

“Jika gotong royong sudah menjadi napas kehidupan warga, maka ketahanan sosial desa akan semakin kuat,” pungkasnya. (Adv)

Bagikan Sekarang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *