Dorong Inovasi Desa, DPMD Kukar Siapkan Strategi Baru Perkuat Posyantek

Foto : Kunjungan Bupati Kukar Ke Posyantek di Kukar (Istimewa)
TENGGARONG – Meski berbagai alat pertanian dan perikanan modern telah banyak disalurkan ke desa-desa di Kutai Kartanegara (Kukar), Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) tetap menilai pentingnya pengembangan teknologi tepat guna yang lahir dari kebutuhan lokal. Salah satunya melalui revitalisasi Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek) yang saat ini masih terbatas jumlahnya.
Kepala DPMD Kukar, Arianto, menyebut hingga kini baru terdapat 58 Posyantek yang aktif di wilayah Kukar. Menurutnya, keterbatasan tersebut terjadi bukan karena ketidakmampuan desa, melainkan karena kurangnya kesadaran terhadap pentingnya inovasi mandiri di tengah dominasi bantuan alat berat dan mesin dari pemerintah.
“Bantuan dari pemerintah selama ini memang sangat membantu, tapi di sisi lain membuat masyarakat kurang terdorong menciptakan solusi teknologi sendiri. Padahal Posyantek bisa menjadi laboratorium kecil di desa yang sangat bermanfaat,” ujar Arianto, Selasa (6/5/2025).
Sebagai upaya untuk menghidupkan kembali semangat inovasi teknologi tepat guna, DPMD Kukar kini menggagas kolaborasi dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) lokal. Arianto mengungkapkan bahwa para siswa SMK memiliki potensi besar dalam menciptakan alat-alat sederhana yang murah, aplikatif, dan sesuai kebutuhan masyarakat.
“Kita akan dorong sinergi antara desa dan SMK. Banyak alat temuan anak-anak SMK sebenarnya bisa langsung dimanfaatkan, misalnya untuk irigasi sederhana, pengolahan limbah rumah tangga, atau pemanfaatan energi terbarukan skala kecil,” jelasnya.
Arianto menambahkan bahwa revitalisasi Posyantek juga menjadi bagian dari misi besar pemberdayaan desa berbasis inovasi lokal. Diharapkan, dengan pendekatan ini, desa tidak hanya bergantung pada distribusi bantuan, tetapi juga mampu menciptakan solusi teknologi sendiri yang berkelanjutan dan sesuai dengan kondisi lapangan.
“Kami ingin Posyantek tidak hanya menjadi tempat penyimpanan alat, tapi juga jadi ruang hidup bagi kreativitas dan kemandirian desa,” tegasnya. (Adv)